Malam Minggu ini aku dibuat rada jengkel oleh asisten-asisten kakakku. Masalahnya cuma sepele : rebutan tv. Asisten yang jumlahnya dua orang itu pengennya nonton sinetron sedangkan saya apa saja asal bukan sinetron, lagu-lagu mungkin, padahal saya pengen banget nonton Spiderman 3 tapi setiap kali pegang kaset DVD bajakan keponakan saya yang berusia dua tahun selalu bilang, “Pongbob aja,” atau “Dola aja” atau “film anak-anak aja.” Padahal saya sudah memperlihatkan action si Spydie yang sedang berayun-ayun tapi kelihatannya ponakan saya yang imut itu ga terlalu tertarik. Cape, deh…. Akhirnya DVD tidak jadi diputar karena sang keponakan lebih memilih nonton bareng sang ayah di kamar dingin. Dan saya juga tidak jadi nonton Spiderman karena kekuasaan remote sudah dipegang si asisten. It’s okey, paling jam delapan atau sembilan mereka sudah capek dengan jalan cerita sinetron dan akhirnya menyerahkan remote control kepada saya, begitu saya berpikir. Tetapi apa yang disangka mereka nonton sampai jam sebelas malam dari sinetron ke sinetron dari channel tv A ke channel tv B, tv C, tv D balik lagi ke C terus B begitu seterusnya. Akhirnya saya nyerah, dengan nada sinis saya bertanya, “Lho, koq sinetron terus, apa ga ada yang lain?” dan jawaban salah satu asisten, “Yang ini lucu om.” Tapi sepanjang pendengaran saya yang terdengar adalah isak tangis dan adu mulut dengan satu masalah klise : rebutan pacar, tamak harta.
Bukannya saya tidak senang dengan sinetron, saya akui kalau saya pernah menyukai sinetron - dari sinetron pula saya baru mengetahui efek buruk buah-buahan bagi penderita gagal ginjal- dan rela membuang waktu pada jam-jam tertentu demi nonton sinetron tersebut tapi berhubung cerita sinetron tersebut sambung menyambung dari satu masalah yang hampir selesai ke masalah baru, akhirnya menjadi membosankan.
Sebenarnya kekuatan apa yang membuat orang-orang betah nonton sinetron? Pertanyaan umum yang jawabannya mudah di dapat. Klise. Jawabannya adalah karena penonton butuh hiburan ringan, para pemainnya yang cantik dan ganteng, karena tidak ada pilihan lain selain nonton sinetron, .... (apa lagi, ya?) tapi yang jelas sepertinya semua sinetron yang sekarang sedang tayang di semua tv di Indonesia, ide cerita bahkan jalan ceritanya adalah jiplakan belaka dari sinetron atau film-film Hollywood, Bollywood, Taiwan, Korea, Jepang. Dan itu bukan rahasia umum lagi, lalu bagaimana dengan kreatifitas penulis sinetron Indonesia? Mandeg? Atau mati suri?
Tidak terasa jam menunjukkan pukul 23.42, sepertinya si mbak-mbak asisten sudah tertidur di depan tv, tapi 105.8 Ramako FM masih mendendangkan lagu-lagu berirama jazzy dalam jazzy on magic. Tutup dulu ah, mau tidur. Selamat malam....Jakarta....