Ujian Nasional semua jenjang pendidikan sudah selesai, tinggal menunggu pengumuman kelulusan di bulan ini. Tidak seperti tahun kemarin demonstrasi penolakan terhadap pengadaan UN berlangsung sepi. Yang terdengar malahan aksi para guru yang membocorkan kecurangan terhadap pelaksanaan UN, seperti kesaksian pembocoran soal-soal UN hingga kong kalikong antara sekolah dengan pengawas agar si murid bisa saling mencontek.
Terlintas kenangan sewaktu saya masih di bangku sekolah dasar dulu. Beberapa hari sebelum pelaksanaan ujian nasional (pada saat itu masih disebut EBTANAS), guru saya memprogram sikap urutan duduk semua peserta ujian. Semua anak yang pintar (setidaknya sepuluh besar) harus duduk di depan, mereka juga diberikan soal-soal latihan (try out EBTANAS) tahun-tahun kemarinpada saat jam istirahat, dengan kata lain mereka diberi tanggung jawab yang lebih besar dibanding dengan murid-murid lain yang memiliki kepandaian rata-rata atau lebih bodoh.
Sikap duduk yang saya maksud adalah : semua siswa yang duduk di depan siswa yang lain harus menyodorkan kertas jawaban agak kesamping sehingga siswa yang di belakang bisa melihat sedikit sedangkan posisi duduk harus terlihat selumrah mungkin (sikap duduk seperti ini membuat sakit pinggang danterlihat aneh di mata pengawas, hehehe...). kecuali yang di belakang sendiri bisa duduk dengan nyaman tapi harus rela di cap sebagai anak bodoh. Sebenarnya apa yang dicari oleh sekolah? Saya sendiri tidaktahu secara pasti tetapi sepertinya ingin dianggap sebagai sekolah unggul yang bisa meluluskan murid-muridnya dengan nilai yang bagus. Walhasil, sekolah SD saya menduduki peringkat ke lima se-kabupaten karena nilai kelulusan yang sangat bagus.
Cerita dibalik UN/EBTANAS adalah : atas inisiatif sendiri, kami, siswa-siswa kelas enam, berencana untuk memasukkan segenggam tanah kuburan kedalam vas bunga di atas meja pada saat pelaksanaan ujian. Kabarnya tanah kuburan sangat ampuh sekali untuk membuat orang didekatnya terkantuk-kantuk. Dan kelihatannya it works, it really works! Selama mengawasi ke dua guru dari sekolah lain selalu menguap selama jam ujian. Sayangnya tidak sampai membuat mereka tidur. PS: sehari sebelum ujian ibu meminta saya untuk tengkurap di tengah pintu dan melangkahi saya (kurang lebih tiga kali), katanya unttuk tolak bala dan agar saya sukses. Hi..hi…hii..jadi malu,nih. Sebenarnya saya sudah menolak tapi ibu berkata di depan kakak-kakak saya bahwa mereka dulu juga mengalami hal yang sama sebelum ujian. Tapi berani sumpah saya belum pernah melihat ibu melangkahi kakak-kakak saya seperti itu, mungkin karena saya ndableg dan agak o’on lah yang membuat ibu melakukan ritual itu.
Beberapa tahun berganti, tahun ini giliran keponakan-keponakan saya yang menghadapi UN. Seorang keponakan yang bersekolah di SMP negeri terfavorit di kabupaten tempat saya dilahirkan mengirim SMS kepada saya yang isinya beberapa soal dan jawaban ujian nasional Bahasa Inggris, dan itu dilakukan tepat pada saat tes berlangsung. GILA! Begitu teledornya sang pengawas atau sebegitu kendornyakah pengawasan sehingga dia bisa berulang kali mengirim SMS pertanyaan ditambah missed call bila jawaban lama tak kunjung tiba. Ck…ck…ck….setelah UN, siswa dihadapkan dengan UAS, kali ini selain minta tolong untuk mata pelajaran Bahasa Inggris sang keponakan juga bertanya tentang bahasa Jawa, keponakan saya pindah ke Jawa saat kenaikan kelas tiga untuk menemani neneknya (ibu saya) yang kesepian di rumah, juga melalui SMS. Pertanyaan kembali diulang : apa yang sekolah cari? Jawabannya sama, saya tidak tahu. Tapi seperti keponakan saya katakan sebelum pelaksanaan UN, ini sejenis kerja sama anatara sekolahdengan pengawas agar murid-murid diberikan kelonggaran sehingga mereka bisa mencapai nilai yang ditargetkan pemerintah yang akibatnya semua siswa bisa lulus sekolah.
Wah, kalau caranya begitu bagaimana negara kita bisa maju, ya? Ketika pemerintah ingin meningkatkan kualitas penduduk dengan mentargetkan sejumlah angka standar kelulusan, ada orang-orang tertentu yang ingin mensukseskannya tapi dengan cara yang salah.
Bingung, bingung kumemikirkan....
1 comment:
aq se7 dg pendapatmu.bgmn pendidikan ind jk caranya spt itu..uelek tenan.wkt aq ujian SD-SMP bnr2 ketat.tp ne SMA nya ga ketat mgkn krn th itu dijadikan sbg uji coba tes dg komputer alias mbunderi pke pensil yg pertama x.
btw ko bs to ponakanmu smpe krm sms.
klo d Yk no urut ujian berdasarkan no induk bkn yg pinter ato bodo.
mnrtku ga smua skul ingin mlu2skan muridnya krn ingin mnjadi skul favorit tp krn mgkn mrk kasian klo sampe tidak lu2s.kasian ortunya kan dah byr mahal tp muspro alias mubadir.
kpn ya pendidikan ini bs bnr2 bersih?
Post a Comment