Jadi ini Beng-Beng yang ke seratus enambelas. Gila! Perutku kuat banget, padahal biasanya kalau nggak terbiasa makan coklat, perut akan melilit walhasil mencret – mencret terus. Demikian kata ibu. Tapi, just look at me, man, I’m fine. Ibu memang orang yang paling cerewet sedunia semenjak aku pindah makanan pokok dari nasi ke coklat beng – beng, alasannya cuma satu : demi kesehatan! Tapi demi satu milyar siapa perduli kesehatan.
Sudah hampir setengah bulan ini aku menkomsumsi beng-beng dan minum Nu (green tea) demi uang semilyar dan laptop baru, sejauh ini yang sudah kudapat (Alhamdulillah) adalah empat Beng-Beng gratis, yang aku sendiri tidak tahu harus kemana kutukar bungkus itu, dan ucapan – ucapan pengobar semangat seperti : ANDA BELUM BERUNTUNG!, JANGAN NYERAH!, COBA LAGI!, dari Nu Green tea. Bukan rahasia pribadi lagi kan kalau rezeki, jodoh, mati sudah ditentukan oleh yang di atas sana, tinggal menunggu waktu saja. Maksudnya, mungkin minggu ini aku belum dapat, siapa tahu minggu depan kan kudapat laptop baru plus HP 3 G ditambah Mp4 plus hadiah tambahan uang semilyar. Wow, keren!
Sunday, 3 June 2007
DEMI UANG KUJUAL "ANU" KU
Pengalaman hunting hadiah yang paling menyenangkan saya alami sewaktu masih SD dulu. dengan keluguan seorang bocah, saya harus berebut dengan pemulung yang mencoba mengais object yang sama, bungkus teh kotak! Saya berebutan mengumpulkan bungkus teh kotak untuk mengambil logo tetra pack ultra jaya. Kalau sudah in action, saya persis pemulung itu, yang membedakan hanyalah tujuan hidup kami. Si pemulung mengumpulkan bungkus itu demi sesuap nasi kalau saya demi sebuah sepeda BMX terbaru.
Cowok matre? mungkin benar juga tapi ini materi dari hasil sendiri. Bagiku, adalah najis meminta-minta pada orang lain (walaupun tetap ngarep). Jaim, lah. Maka dari itu, aku rela makan Indomie hampir tiap hari sewaktu kos dulu (sampai hampir terkena radang tenggorokan) dan ngumpulin bungkus – bungkus yang dibuang teman-teman kos di tempat sampah, hasilnya tidak mengecewakan, satu dus aqua dan empat tas kresek ukuran besar penuh bungkus indomie berhasil kukumpulkan. Itulah perjuangan mendapatkan uang, setidaknya mobil keren pasti kudapat demikian imajinasiku berkata. Tapi, hingga aku wisuda dan bungkus – bungkus indomie menjadi rumah si Cit-cit tidak ada lagi penyelenggaraan undian berhadiah dari P.T. Indofood Sukses Makmur produsen Indomie. Cape deh! Satu yang kurasakan, sedih banget ketika tanpa sepengetahuanku bungkus – bungkus itu dibuang teman kosku...good bye my love....
But, the show must go on (kata Fredy Mercury), perjuangan belum berakhir. Semangat – semangat! Dimana ada keinginan disitu pasti ada jalan, doakan saya! Mohon kerja samanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
gila tenan...
sampe segitunya ngejar sesuatu yg ga pasti di dapat. mgkn rejekimu ga dari hadiah2 tp dr usaha kerasmu.
th lalu aq ma pemuda pemudi desaku ujung alias silaturahmi ke rmh org yg kami anggap org tsb org byg terpandang di dusunku.nah disitu ada suguhan beng2.smua anak makan beng2 tp mereka ga pada tau klo bungkusnya ada tulisan atau kosong.setelah aq kumpulkan ternyata dapat 6 beng2 gratis.lumayan kan n paginya kutukar di pasar t4nya juragan my mom ne blanja.ga kaya km bingung nukernya hrs dmn,kasihan deh lo..brarti ga ditukar yo bungkusmu.sayank seeekaliiii...
Post a Comment