SURAT UNTUK EMAK DI SURGA

Apa kabar mak? Bagaimana keadaanmu, di sini aku baik-baik saja semoga begitu juga emak di sana.
Mak, minggu depan aku akan UAN, doakan aku lulus dengan nilai bagus ya.
Mak, minggu kemarin bapak ngomong ke aku kalau akan kawin lagi….aku belum ngasih jawaban aku masih bingung, kaget nggak karuan. Ketika Bu lik Rum nikah saja aku kaget dan bingung karena berarti tidak ada lagi yang masakin buat aku, bapak atau sekedar bersihin rumah. Sekarang malah bapak yang akan nikah, woalah, mau jadi apa dunia ini. Bapak pasti akan lebih senang ngurusin istri barunya dibandingkan ngurus aku kan, mak. Kalau sudah tergila-gila dengan “mainan” baru apa sempat bapak mikir uang jajanku, uang sekolahku atau nanyain pelajaranku? Sepeninggalmu bapak seperti kehilangan arah, kerjaannya cuma dolaaaaan terus, sore berangkat malam besoknya baru pulang tidak tau nginap dimana dia. Kusut, uring-uringan terus, apa yang kukerjakan selalu dianggapnya salah kalau dibilangin jangan begini jangan begitu, tidak baik begini tidak baik begitu, dia hanya diam saja, hanya tangannya yang bertindak ke mukaku atau melempar barang-barang yang bisa digapai. Bapak sudah berubah, mak. Berbeda sekali dengan bapak yang dulu sangat dekat dengan anak istrinya, berbeda sekali dengan bapak yang dulu menjadi idolaku. Tapi ya untung bapak masih mau ngasih aku uang jajan dan bayar uang sekolah. Kata Bu De, bapak begitu bukan hanya karena kehilangan kamu, mak, tapi jiwanya sudah dirasuki guna-guna Yu Jum, pacar yang akan dinikahinya itu. Emak tau kan Yu Jum, itu lho, pedagang nasi pecel di depan Pasar Wage. Orangnya tidak ada bagus-bagusnya. Dilihat dari samping kiri, kanan, atas, bawah tetap jelek walaupun pake sedotan dan lihatnya dari pucuk pohon kelapapun tetap sama! Hitam, pendek, gendut, jarang senyum. Aku heran bagaimana bisa bapak tergila-gila dengannya kalau bukan karena guna-guna wanita jalang itu! Atau jangan-jangan bapak tidak tergila-gila pada orangnya tapi dengan nasi pecelnya yang kesohor ke seantero dusun ini? Jadi, bapak tidak perlu antri lagi setiap pagi untuk beli nasi pecel karena sudah disediakan special buat bapak. NONSENS! Di dunia Barbiepun itu tidak bakal terjadi, sang pangeran hanya akan mendapatkan sang putri yang cantik jelita. Bagaimana menurutmu mak? Emak setujukan dengan dugaanku?!
Mak, akhir-akhir ini hujan terus menerus turun, sawah kita sudah dua hari ini gak diurus karena orang-orang pada takut disambar petir yang sambung menyambung. Ini tanda-tanda gagal panen, belum lagi hama wereng, penggerek padi dan belalang silih berganti. Mak, tanyakan kepada tuhan, apa Dia marah? Apa ini petunjukNya agar bapak tidak kawin lagi dan balik ngurus anaknya?
Mak, sudah ya suratku ini, doakan bapak diberi pencerahan, kesadaran dan balik lagi ke jalan yang lurus. Kapan-kapan kalau ada berita baru akan kusambung lagi.
Dari anakmu yang selau merindukanmu,
Narto

Apa kabar mak? Bagaimana keadaanmu, di sini aku baik-baik saja semoga begitu juga emak di sana.
Mak, minggu depan aku akan UAN, doakan aku lulus dengan nilai bagus ya.
Mak, minggu kemarin bapak ngomong ke aku kalau akan kawin lagi….aku belum ngasih jawaban aku masih bingung, kaget nggak karuan. Ketika Bu lik Rum nikah saja aku kaget dan bingung karena berarti tidak ada lagi yang masakin buat aku, bapak atau sekedar bersihin rumah. Sekarang malah bapak yang akan nikah, woalah, mau jadi apa dunia ini. Bapak pasti akan lebih senang ngurusin istri barunya dibandingkan ngurus aku kan, mak. Kalau sudah tergila-gila dengan “mainan” baru apa sempat bapak mikir uang jajanku, uang sekolahku atau nanyain pelajaranku? Sepeninggalmu bapak seperti kehilangan arah, kerjaannya cuma dolaaaaan terus, sore berangkat malam besoknya baru pulang tidak tau nginap dimana dia. Kusut, uring-uringan terus, apa yang kukerjakan selalu dianggapnya salah kalau dibilangin jangan begini jangan begitu, tidak baik begini tidak baik begitu, dia hanya diam saja, hanya tangannya yang bertindak ke mukaku atau melempar barang-barang yang bisa digapai. Bapak sudah berubah, mak. Berbeda sekali dengan bapak yang dulu sangat dekat dengan anak istrinya, berbeda sekali dengan bapak yang dulu menjadi idolaku. Tapi ya untung bapak masih mau ngasih aku uang jajan dan bayar uang sekolah. Kata Bu De, bapak begitu bukan hanya karena kehilangan kamu, mak, tapi jiwanya sudah dirasuki guna-guna Yu Jum, pacar yang akan dinikahinya itu. Emak tau kan Yu Jum, itu lho, pedagang nasi pecel di depan Pasar Wage. Orangnya tidak ada bagus-bagusnya. Dilihat dari samping kiri, kanan, atas, bawah tetap jelek walaupun pake sedotan dan lihatnya dari pucuk pohon kelapapun tetap sama! Hitam, pendek, gendut, jarang senyum. Aku heran bagaimana bisa bapak tergila-gila dengannya kalau bukan karena guna-guna wanita jalang itu! Atau jangan-jangan bapak tidak tergila-gila pada orangnya tapi dengan nasi pecelnya yang kesohor ke seantero dusun ini? Jadi, bapak tidak perlu antri lagi setiap pagi untuk beli nasi pecel karena sudah disediakan special buat bapak. NONSENS! Di dunia Barbiepun itu tidak bakal terjadi, sang pangeran hanya akan mendapatkan sang putri yang cantik jelita. Bagaimana menurutmu mak? Emak setujukan dengan dugaanku?!
Mak, akhir-akhir ini hujan terus menerus turun, sawah kita sudah dua hari ini gak diurus karena orang-orang pada takut disambar petir yang sambung menyambung. Ini tanda-tanda gagal panen, belum lagi hama wereng, penggerek padi dan belalang silih berganti. Mak, tanyakan kepada tuhan, apa Dia marah? Apa ini petunjukNya agar bapak tidak kawin lagi dan balik ngurus anaknya?
Mak, sudah ya suratku ini, doakan bapak diberi pencerahan, kesadaran dan balik lagi ke jalan yang lurus. Kapan-kapan kalau ada berita baru akan kusambung lagi.
Dari anakmu yang selau merindukanmu,
Narto
No comments:
Post a Comment