Sambil menunggu tebusan obatnya diserahkan, seorang bapak ngobrol denganku di sebuah apotek sebuah rumah sakit swasta. Si bapak bercerita bahwa kedua anaknya sedang menjalani perawatan di rumah sakit ini karena terdapat flek-flek di paru-parunya. Awalnya si bapak tidak percaya sama sekali karena baik istri maupun dirinya sendiri bukanlah pengidap paru-paru tapi kenapa semua anaknya menderita penyakit ini. Dari bincang-bincang bersama saudara-saudaranya diketahui bahwa ternyata baik dari pihak istrinya maupun dari keluarganya terdapat penderita paru-paru. Sejenak si bapak termangu, bila saja dia mengetahui hal ini akan terjadi kemungkinan besar dia akan mencegahnya, terlalu penat dia mengurus ini itu. Akan tetapi nasi sudah menjadi bubur janji nikah untuk bersama-sama membina rumah tangga yang harmonis mawardah warohmah telah diucapkan dan sangatlah naïf sekali bila ditarik kembali karena yang bakal menderita adalah darah dagingnya sendiri, mereka sudah cukup menderita tidak mungkin saya menambah penderitaan anak-anak karena hanya mementingkan kepentingan satu dua pihak saja. Demikian kurang lebih ungkapan hati sang bapak.
Sebenarnya apa yang perlu dipersiapkan sebelum sepasang kekasih melanjutkan ke pelaminan agar pengalaman seperti tersebut di atas tidak terjadi? Jawabannya adalah melakukan MEDICAL CHECK UP pra nikah. Perlukah?
Sebenarnya banyak keuntungan yang didapat bila pasangan melakukan medical check up (meskipun hal ini kurang umum dilakukan oleh masyarakat kita, hanya TNI-POLRI saja yang mewajibkan pasangan yang akan menikah dengan anggotanya), antara lain:
1.Untuk mengetahui kesehatan kedua belah pihak.
2.Untuk mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan.
3.Mengetahui riwayat kesehatan, anatara lain: penyakit yang berkaitan dengan genetik, penyakit kronis dan infeksi.
Di budaya Jawa pun sebenarnya telah dikenal istilah “medical check up pra nikah” ini. Bila anda pernah mendengar Bibit, Bebet, Bobot, bukankah itu bertujuan agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak kita inginkan bersama?! Bibit yang artinya pasangan kita dari keturunan yang baik, orang tuanya/ buyut-buyutnya jelas; bukan rampok, sehat lahir batin; Bebet berarti kekayaan dengan kata lain ekonomi keluarga apakah miskin, kaya, atau sederhana. Sedangkan Bobot adalah kualitas pasangan kita seperti pendidikan atau pekerjaan.
Idem kan?
No comments:
Post a Comment