Monday, 30 April 2007

roti buaya

ROTI BUAYA
*)
dulu tulisan ini saya buat sebagai syarat untuk melamar menjadi reporter/wartawan kuliner sebuah penerbitan terbesar di Indonesia, tapi karena sudah lama ga dipanggil-panggil kupasanglah di blog ini.



Apa yang dipikiran anda bila mendengar kata Roti Buaya?
“Memangnya benar-benar ada ya mas, roti buaya itu?” tanya assisten keluarga kakak saya yang berasal dari Jawa ketika saya minta tolong untuk mencari informasi tentang roti ini di tetangga kiri kanan. Lain lagi yang dilakukan mertua kakak saya setelah mendengar roti Buaya. Demi memuaskan keingintahuannya, akhirnya beliau membeli dua roti Buaya yang panjangnya sekitar setengah meter dan banyak roti buaya ukuran kecil dengan isi strobery dan coklat di dalamnya untuk oleh-oleh tetangga di Pontianak.
Bagi warga Jakarta sendiri, siapa sih yang tidak tahu Roti Buaya? Roti berbentuk Buaya dengan panjang kurang lebih setengah meter (tergantung pesanan) yang merupakan salah satu hantaran wajib dari pengantin pria kepada pengantin wanita dalam perkawinan adat Betawi. Konon roti ini menyimbolkan kesetiaan.
Roti Buaya diklasifikasikan ke dalam roti tawar karena rasanya yang tidak terlalu manis. Tertarik untuk membuatnya? Dengan bahan-bahan yang mudah di dapat seperti terigu, gula pasir, margarine, garam, ragi, susu bubuk full cream, telur, pewarna makanan, serta air, andapun sudah bisa membuatnya. Cara memasaknyapun gampang, semua adonan dimasukkan kedalam cetakan Buaya dan panggang selama beberapa menit. Gampang bukan? Jadi, anda tidak perlu repot-repot mencari pengrajin roti ini bila kelak ada famili atau tetangga anda yang menikah dengan adat Betawi, atau anda berminat menjadi pengrajin Roti Buaya sendiri? Tentunya Jakarta akan bersyukur karena pengrajin roti buaya semakin bertambah. Selamat mencoba!

No comments: